Assalamu'alaikum Wr. Wb. ----- SELAMAT DATANG DI WEBSITE RESMI MADRASAH IBTIDAIYAH WATUAGUNG KECAMATAN WATULIMO ----- Semoga Bermanfaat Untuk Kita Semua!

Minggu, Maret 21, 2021

SEBAB INI, DOSA KECIL JADI BESAR

Posted by ADMIN On Minggu, Maret 21, 2021 No comments


Sebagian besar ulama sepakat bahwa dosa dipilah menjadi dosa besar dan kecil. Dosa yang tergolong besar, setidaknya terdapat tujuh belas macam yang dikerjakan oleh organ-organ tubuh tertentu.

Dosa besar yang dikerjakan hati, ada syirik, berterus-terusan maksiat, putus asa dari rahmat Allah Swt., dan merasa aman dari murka-Nya. Empat dosa juga yang dikerjakan oleh lisan, persaksian palsu, menuduh zina, melakukan sihir dan sumpah palsu.

Tiga dosa lainnya dikerjakan oleh perut, meminum arak dan perkara lain yang memabukkan, memakan harta anak yatim dengan aniaya dan sengaja memakan harta riba. Dua dosa alat kelamin, yakni zina dan liwath (Sodom). Dua dosa tangan, mencuri dan membunuh.

Sedangkan terdapat satu dosa tersisa yang terhitung dilakukan oleh seluruh anggota tubuh, yaitu berani dan durhaka kepada orang tua.

Mungkin dari kita sering menganggap remeh dosa kecil yang telah kita kerjakan, dengan alasan ‘cuma dosa kecil’ itu tadi. Na’udzubillah.

Padahal, dikutip dari Ihya Ulumiddinnya Imam Ghazali, dosa kecil yang dianggap kecil itu bisa menjadi besar sebab hal-hal berikut ;

Dilakukan terus menerus
Sehingga lahirlah ungkapan “tiada dosa kecil yang dilakukan secara berterusan, dan tiada dosa besar yang dibarengi dengan istighfar (berkesudahan).”

Diumpamakan ribuan tetes air yang mengenai batu, maka akan berimbas. Beda cerita jika air itu dikumpulkan jadi satu lalu dituangkan.

Lebih lanjut, tutur beliau, dosa besar yang dilakukan seseorang itu bukanlah suatu tindakan yang ujug-ujug. Pasti ada dosa kecil sebelumnya yang mengawali cerita. Hingga bertahap naik pada perilaku dosa yang lebih besar. Artinya, perbuatan satu dosa akan mengantarkan pada dosa-dosa yang lain.

Menyepelekan
Yakni menganggap kecil dosa yang diperbuat. Padahal, asal kita tahu, dosa yang kita anggap kecil itu akan dicatat besar oleh Allah sebab meremehkan itu tadi. Begitu pula sebaliknya, dosa yang dianggap besar, sedang ia kategori dosa kecil, sehingga pelaku merasa sangat terpukul karenanya, akan dihitung kecil disisi Allah.

Kalau kita telisik, malapetaka meremehkan suatu dosa itu bermula dari kebiasaan mengerjakannya, dan yang seperti ini ternyata akan sangat berdampak dalam memekatkan hati sang pelaku. Pun demikian sebaliknya.

Sabda Nabi Saw. :

المؤمن يرى ذنبه كالجبل فوقه يخاف أن يقع عليه، والمنافق يرى ذنبه كذباب مر على أنفه فأطاره

Artinya: “Seorang mukmin sejati akan menganggap dosanya laksana gunung yang melayang di atasnya. Maka ia takut kalau-kalau gunungan dosa itu menimpa dirinya. Sedang orang munafik mengira dosanya seperti seekor lalat yang terbang di depan hidung, lalu ia membuatnya terbang lagi (hanya lalu).”

Bangga dengan Dosa
Seakan dijadikan sebagai sebuah kompetisi untuk berbuat dosa dan membanggakannya di hadapan orang lain. Seperti ungkapan “ Coba lihat, dia kupermalukan di depan umum.”

Nyaman dengan Aib yang Telah ditutupi Allah
Sehingga membuatnya semakin menjadi-jadi dalam bermaksiat kepada-Nya, padahal justru itulah yang melenakannya. Pundi-pundi dosa akan terus bertambah tanpa disadari. Ini yang dinamakan istidraj, dilulu.

Membeberkannya pada khalayak
Pada umumnya, kita tidak akan pernah rela aib kita akan terkuak di muka publik. Sungguh, mungkin tidak ada yang akan mau mencium tangan kita, berbincang akrab dengan kita atau bahkan sekadar bertatap muka, jika Allah tidak menutupi aib dan dosa yang pernah kita perbuat. Dengan menampakkan dosa pada publik, berarti membuka tabir dan sekat Allah yang seharusnya wajib kita jaga, jangan sekali-kali merobeknya.

Dilakukan oleh Seorang Tokoh Panutan
Orang dengan jamaah dan pengikut banyak akan sangat beruntung jika perbuatan baiknya ditiru oleh mereka. Namun, jika perilakunya menyimpang dan mengandung dosa, juga akan menjadi jariyah dosa jika sampai tampak oleh seorang yang mengidolakannya lalu meniru. Seperti yang tertuang dalam hadis :

مَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً سَيِّئَةً، كَانَ عَلَيْهِ وِزْرُهَا وَوِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ بَعْدِهِ، مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْء

Artinya: “Siapa yang mempelopori satu kebiasaan yang buruk dalam Islam, maka dia mendapatkan dosa keburukan itu dan dosa setiap orang yang melakukan keburukan itu karena ulahnya. Tanpa dikurangi sedikitpun dosa mereka.” (HR. Muslim).

Maka setiap gerak-gerik seorang public figure bisa bernilai dosa dan pahala yang berlipat-lipat andai sampai ditiru pengikutnya. Terakhir, ada sebuah kisah menyayat dari seorang pendosa yang tengah berusaha berubah dan taubat, setelah bertahun lamanya ibadah, tak kunjung juga ada tanda diterima. Akhirnya nabi yang diutus pada zaman itu bertanya kepada Allah, hal ihwal apakah penyebabnya?.

Allah berfirman kurang lebih seperti ini, “ Aku bisa saja mengampuni dosanya, namun bagaimana dengan dosa orang-orang yang mengikuti langkahnya dalam kesesatan?.” Semoga dalam setiap nafas kita ada jalan hidayah dan pertolongan dari-Nya, amin. Sekian. Allahu A’lam [].
.
.
Sumber : LIRBOYO.NET

0 komentar:

Posting Komentar